Bekasi, Metro – Tingginya mata anggaran pengadaan Pakaian
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dengan kode rekening 1.20.1.20.03.18.26
sebesar Rp. 1.000.000.000,-. untuk Tahun Anggaran 2016 melalui Bagian
Perlengkapan Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Bekasi dinilai salah satu
dari sekian banyaknya produk gagal 50 Anggota DPRD Kabupaten Bekasi. Dan
mirisnya lagi hal ini sudah terjadi sudah beberapa tahun.
Jaelani Nurseha Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah
Tinggi Teknologi (STT) Pelita Bangsa mengatakan, Pengadaan Seragam Dinas Bupati
dan Wakilnya merupakan produk gagal 50 Anggota DPRD sebagai refresentatif
masyarakat dalam menjalankan Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) yang salah
satunya adalah hak budjeting atau hak penganggaran hingga menghasilkan produk
berbentuk Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
"Lolosnya pengadaan seragam seharga 1 milliar pertahun
untuk Bupati dan Wakilnya adalah Produk Keteledoran 50 Anggota Dewan sebagai
wakil rakyat, ini jelas mencederai hati masyarakat" kata Jay sapaan
Akrabnya.
Lanjut Jay, Kredibilitas Anggota DPRD Kabupaten Bekasi yang ada
saat ini patut dipertanyakan, mengingat tiap-tiap fraksi mendelegasikan
anggotanya untuk masuk ke dalam Alat Kelengkapan Dewan (AKD) seperti anggota
badan anggaran (Banggar).
"Ketua DPRD kita merangkap sebagai Ketua Banggar, ini jelas
hadir sebagai pembackup usulan Eksekutif. Sebenarnya kita masih punya Partai
diluar koalisi untuk lebih merakyat lagi dalam hal penganggaran" katanya.
Selain itu dirinya membeberkan beberapa Anggota Dewan yang
dinilai cukup kritis namun lengah dalam angka pengadaan seragam ini.
"Kemana dewan yang opisisi, yang kritis seperti bang Daris,
Bang Syamsul Falah, Bang Taih Minarno, dan Bang Soleman ketua Partai Wong
Cilik, tidak fokus dan merakyat dalam menggunakan haknya sebagaimana mestinya,
saya rasa mereka tak mungkin tindak tahu soal anggaran sebesar itu"
sesalnya.
Sebelumnya diberitakan bahwa harga seragam Bupati dan Wakil
Bupati Bekasi sangat fantastis mencapai 1 Milliar, hal ini dinilai tidak masuk
logika. apalagi salah satu itemnya seperti pengadaan pakaian korpri dibeli
sebanyak lima stell setiap tahunnya. Padahal seragam tersebut hanya dipakai
seminggu sekali, yakni setiap hari rabu.
“Seperti belanja lima stell seragam korpri plus (+) atribut
dengan harga persteelnya Rp. 5.300.000,- dan totalnya Rp. 26.500.000,-. Padahal
baju korpri hanya dipakai seminggu di hari rabu, untuk apa coba pakaian yang
digunakan seminggu sekali dibeli lima steel. Mungkin kalau dua masih masuk
akal,” kata Rahmat Hidayat salah satu pengurus Gema Aksi.(redaksi)