Bekasi, Metro
Harapan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat untuk meningkatkan pendidikan khusnya Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK), nampaknya masih sebatas isapan jempol. Buruknya sarana dan
prasarana pendidikan masih menjadi potret buram dunia pendidikan.
Sebagai sarana menciptakan
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, infrastruktur pendidikan merupakan
salah satu penunjang penting yang dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman
dan menghasilkan kualitas kegiatan belajar mengajar yang baik. Namun, pada
kenyataannya, berbagai program pembangunan di sektor ini belum mampu
menuntaskan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan buruknya infrastruktur
pendidikan.
Salah satu bukti
buramnya wajah dunia pendidikan di Bekasi adalah kondisi sekolah yang rusak dan
pembangunan yang mangkrak. Selain karena tidak memenuhi standar, kondisi ruang
kelas pun banyak yang rusak.
Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) 1 Tarumajaya salah satu contoh yang mengalami kerusakan. Meski
letaknya di perbatasan Ibukota Negara, kondisi sarana pendidikan tersebut sudah
memprihatinkan. Akibat kurangnya perawatan, kegiatan belajar mengajar menjadi
tidak nyaman, hal itu dikatakan Ketua DPC LSM Grasi, Malau, kepada wartawan
baru- baru ini.
Pengamatan wartawan SKU
Metro politan dilapangan, kondisi beberapa ruangan belajar sangat
memprihatinkan. Kalau keadaan seperti itu tidak segera diperbaiki dikwatirkan
kan mencelakai siswa yang sedang belajar. Beberapa plafon sudah ambruk, pintu
ruangan rusak diduga akibat termakan usia.
Padahal dalam laporan
rekapitulasi dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) tahun anggaran 2016, tercatat
biaya perawatan dialokasikan biaya perawatan Triwulan , 1,Rp 28.083.000,
tiwulan ke, 2, Rp 38.240.000, triwulan ke 3, 20.940.000, dan triwulan ke, 4, Rp
37.540.000. Total dalam satu tahun biaya perawatan sekolah sebesar Rp
124.803.000, gedung mana aja yang dirawat? Diduga pengelola sekolah melakuka
rekayasa dalam pembuatan laporan tersebut. Hal itu terbukti dengan kondisi
gedung sekolah yang sangat memprihatinkan.
Kepala sekolah SMK
Negeri 1 Tarumajaya, Saparudin, ketika mau dikonfirmasi, tidak ada di tempat,
konfirmasi tertulis, No: 050/Konf/RED/MP/I/2018, tangal, 23 Januari 2018, juga tidak ada jawaban.
Sumber Metro
mengatakan, tidak dirawatnya gedung sekolah SMK 1 Taruma jaya diduga kerena ada
rencana peminhan gedung sekolah. Tetapi rencana itu tidak kunjung tiba, hingga
saat ini siswa masih belajar di gedung yang sudah ada. Sedangkan lokasi
pemindahan sekolah SMK 1 Taruma jaya belum ada kejelasan, tuturnya.
(dpt/dayat/josua)