Desa Kandibata,
Kecamatan Kabanjahe,
Kabupaten Karo, merupakan satu Desa yang terletak di wilayah Provinsi Sumatera Utara, yang terkenal dengan asal buah Jeruk Medan, yang banyak di konsumsi oleh masyarakat luas di Nusantara. Masyarakatnya mayoritas didiami oleh suku Batak Karo
dengan julukan Merga Silima atau lima marga yaitu Karo-Karo, Sembiring, Ginting,
Tarigan dan Perangin-angin.
Kabupaten Karo yang ibukotanya Kabanjahe, hanya berjarak 76 km
dari Kota Medan, dan
merupakan jalan lintas menuju wilayah Kotacane (Kabupaten Aceh Tenggara) atau melalui Kabupaten Dairi/Pak-pak Barat.
Desa Kandibata yang didiami sekitar 700 kepala keluarga (KK),
merupakan salah satu Desa
yang memiliki fakta sejarah, antara lain Meriam Tomong meletus di Rumah Dekah,
Merah Putih Berkibar di Gumbelin, Benteng Pertahanan diruntuhkan di Lau Biang,
dan lainnya.
Masyarakat Desa Kandibata yang terkenal dengan kekompakannya, senantiasa
mewarisinya secara regenerasi dari waktu ke waktu. Sampai pada era tahun 73, masyarakat
Desa Kandibata sangat minim melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi.
Padahal di era sebelumnya pun telah lahir satu Profesor bernama Hemat Rizona
Berahmana, yang tidak diikuti jejaknya oleh penduduk setempat.
Namun setelah era tahun 80 an, masyarakat Desa Kandibata sudah banyak yang melanjutkan studinya ke tingkat perguruan
tinggi. Pada era inilah terbangun kembali kepedulian terhadap masyarakat
Desa Kandibata, dengan beberapa
mahasiswa era tahun 73 membangun satu wadah perkumpulan bernama SADALADATA atau
Persatuan Muda-Mudi
Pelajar Desa Kandibata.
Bersama Sadaladata, seluruh masyarakat Desa Kandibata sangat senang dan
menaruh harapan, agar generasi penerus tetap memprioritaskan tentang pendidikan
dan rasa kebersamaan. Sadaladata yang diprakarsai oleh Jedium Ginting (mantan
pelajar teladan) yang sekarang sudah sukses berkarya di swasta, Rahmat
Karo-Karo yang sekarang eselon II di Dirparpostel, Robinson Tarigan, Bahagia
Purba, Pathen Sembiring, Pergunan br Tarigan, Rosma br Kaban, Handoko Sembiring, dan lainnya.
Kurun waktu 10 tahun, masyarakat dari Desa
Kandibata sudah banyak menyandang
gelar Sarjana, bahkan saat
inipun sudah ada lagi yang meraih gelar Profesor yaitu Pendi Sinulingga (Dosen di Kalimantan). Namun
karena perkembangan yang ada, Sadaladata tidak ada yang melanjutkan, maka itu dibentuk kembali wadah baru dengan nama PRAKANSI
(Persadan Anak Kuta Kandibata Simalem).
Tujuannya tetap yakni menciptakan kebersamaan dalam cakupan luas adalah untuk seluruh masyarakat Desa Kandibata, dimanapun berada. Dan program kerja sebagai prioritas adalah terhadap pelajar dan mahasiswa untuk
tetap maju dan sukses dalam pendidikan serta tetap terjalin hubungan sekampung
halaman.
Masyarakat Desa Kandibata di peratauan, setiap bulan Oktober merayakan kerja tahunan atau Pesta Panen Padi. Sadaladata atau sekarang Prakansi tetap menyelenggarakan
pemberian hadiah kepada peserta didik yang meraih prestasi di sekolahnya.
Sehingga seluruh masyarakat Desa Kandibata sudah merupakan kewajibannya untuk selalu
mengontrol tentang pendidikan putra-putrinya. Pemberian hadiah tersebut
diadakan dan dilaksanakan setiap tahun oleh Prakansi yang tinggal di perantauan.
Tokoh yang memprakarsai berdirinya Prakansi ini
yakni, Jedium Ginting, Rahmat Karo-Karo
bersama istri Nelly Nalsal br Ginting, Pijer Karo-Karo, Pergunan Tarigan, Perdemun br Sembiring (Bidan Sisca)
dan Jaya Sinuraya.
Dengan semangat kepedulian dan kebersamaan yang tanpa kenal lelah, tetap berupaya
agar dapat berkontribusi terhadap kampung halaman sekaligus dapat memajukan
Desa Kandibata. Saat ini masyarakat Kandibata yang merantau ke Jabodetabek dan
Bandung sekitarnya sudah mencapai 400 jiwa. Sehingga dipandang perlu terus
untuk menjalin hubungan yang harmonis sesama sekampung, disamping itu dapat berkontribusi
ke Desa Kandibata.
Tahun ini, Prakansi mengadakan acara menari bersama sambil lepas kangen, yang dalam bahasa Karo disebut Mburo Ate Tedeh. Lantunan lagu-lagu Karo sambil menari bersama, sangat larut dalam suasana
yang meriah dan penuh
sukacita. Baik orangtua,
kaum muda, dan anak-anak
saling berdendang menikmati suasana tersebut.
Panitia pelaksana Mburo Ate Tedeh di Balai Pertanian Buperta Cibubur di
ketuai oleh Mando Brahmana atau adik kandung dari alm.
Prof Hemat Rizona Brahmana. Acara Mburo Ate Tedeh berjalan dengan baik, penuh kebersamaan, sangat meriah
dan tercipta keakraban dalam kekeluargaan.
Mando Brahmana sangat puas dengan suksesnya acara tersebut
dengan mengucapkan syukur dan terima kasih kepada seluruh Anak Kandibata yang hadir. Dirinya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat
Kandibata yang telah mendukung terlaksananya acara.
Pengurus Prakansi dan panitia berharap agar komunitas Kandibata tetap saling peduli, saling tolong
menolong, kompak, dan
dapat menginspirasi serta memajukan khususnya kepada seluruh masyarakat
Desa Kandibata dan umumnya untuk demi kemajuan
Kab. Karo, Prov. Sumut, serta bangsa dan negara.
Agenda acara yang sama untuk tahun berikutnya
yakni dilaksanakan di Bandung. Dalam
kesempatan ini, Pengurus Prakansi sangat berharap agar terjalin komunikasi yang
baik dengan Kepala Desa Kandibata Puji Tarigan bersama jajarannya. Agar masyarakat Kandibata yang merantau tetap tersirat di
hati “Memperbaiki Kampung Halaman atau Sipesikap Kuta
Kemulihenta”.
Juga sebagai langkah untuk mengganti Jambur atau Balai Pertemuan Desa
Kandibata, siap untuk bekerjasama. Mejuah-juah kita kerina, Mando Brahmana mengakhirinya.