NGAWI, METRO- Suguhan Seni Gambyong di Desa Bendo, Kecamatan Padas, menjadi magnet
bagi masyarakat desa setempat untuk memadati lapangan tersebut. Kegiatan ini
merupakan salah satu bagian dari tradisi
Nyadran Desa. Warga berbondong-bondong sejak maghrib tiba untuk melihat
hiburan yang rutin digelar setiap tahun.
Kegiatan ini merupakan wujud rasa syukur atas nikmat, perlindungan dan rejeki yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada
masyarakat.
Selain masyarakat, juga seluruh perangkat desa, Badan Pemusyawaratan Desa
(BPD), Karang Taruna, dan semua organisasi kemasyarakatan juga turut diundang,
pun tak ketinggalan perangkat desa se-Kecamatan Bringin, Muspika dan lain
sebagainya. Suguhan Gambyong dalam Bersih Desa Bendo, Kecamatan Padas ini merupakan salah satu potensi budaya di
Desa ini.
Menurut Kepala Desa Bendo, Kecamatan Padas, Agus Saputro bahwa, “Penyajian tari Gambyong dalam upacara bersih desa terdiri
dari tiga bagian yaitu awal terdapat ritual sesaji, Inti terdapat dimulainya
waranggono penari dengan para tamu, dan penutup terdapat doa dan ucapan
terimakasih. Makna
simbolik tari Gambyong dalam upacara bersih desa terbagi menjadi tiga yaitu
yang pertama makna gerak merupakan simbol kelembutan wanita, kedua makna busana
merupakan simbol identitas Desa Bendo yang
sangat sederhana mempunyai sifat nerimo
tanpa mengeluh, ketiga makna penari mempunyai makna sebagai perantara
masyarakat dengan dewi kesuburan karena wanita simbol tanah dan pria merupakan
air atau benih, keempat makna tempat punden merupakan perantara manusia
mendekatkan diri kepada para leluhur,”jelasnya.
“Bagi masyarakat Desa Bendo,
Kecamatan Padas agar meningkatkan budaya yang telah
ada dan menjadikannya lestari. Bagi kelompok kesenian Gambyong dan Dinas terkait
diharapkan dapat terus melestarikan budaya dan adat serta kesenian Gambyong,”pungkasnya. (Suyono/ Setiawan)