TULUNGAGUNG,
METRO- Ketegasan Presiden RI Joko Widodo
untuk "memberangus pungutan liar” ( pungli) dengan membentuk satuan tugas
"Saberpungli" nampaknya masih dianggap angin lalu oleh sebagian oknum
pejabat tinggi hingga pejabat rendahan. meski Pungli jadi batu sandungan para oknum
pejabat hingga berakhir dijeruji besi.
Sayangnya, bukan efek
jera yang muncul sebagai akibat dari tindakan yang sudah dilakukan, sebaliknya, berbagai celah dimanfaatkan dalam
beragam "balutan modus" seperti perayaan acara bersih desa.
Hal itu seperti yang
terjadi di Desa Tamban Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung, dimana setiap
rumah diwilayah tersebut dimintai iuran dana sebesar 20 ribu hingga 40
ribu dengan dalih untuk kegiatan bersih desa.
"Memang
nominalnya tidak terlalu besar bagi yang mampu namun sangat memberatkan bagi
mereka yang miskin," ungkap salah seorang warga Tamban yang enggan disebut
namanya, Rabu(3/10/2018).
Ia menambahkan,
"selama ini Pemerintahan desa Tamban kurang terbuka soal keuangan desa
kepada warga bahkan cenderung tertutup," katanya.
Bahkan dia pun
menyesalkan sikap oknum Jogo Boyo ketika menarik iuran ke rumah-rumah warga
dengan nada Arogan yang menyebutkan, kalau tidak menyumbang akan dipersulit
ketika mengurus surat ke kantor Balai Desa.
"jika warga
menolak memberi sumbangan akan dipersulit kalau mau mengurus surat-surat ke
kantor Desa," katanya.
Sementara itu, salah
satu panitia bersih desa yang juga Kasun Krajan, Mijan kepada Metropolitan
menyampaikan, panitia bersih desa tidak memaksa warga untuk menyumbang.
"Kegiatan bersih
desa Tamban rutin diadakan , dengan harapan warga Masyarakat desa Tamban akan
dijauhkan dari mara bahaya baik fisik maupun non fisik," harapnya .
Dia menambahkan, sumbangan
dari warga bersifat sukarela.
"Sumbangan dari
warga bentuk kepedulian warga dengan desanya, kami tidak memaksa warga untuk
menyumbang," jelasnya.
Jiman menambahkan, anggaran
untuk kegiatan bersih desa Tamban sebesar 52 juta, bersumber dari PAD, pengusaha
serta sumbangan warga masyarakat.
" Dana untuk
bersih desa berasal dari sumbangan warga,pengusaha, dan Pendapatan asli
desa," tuturnya.
Terpisah, Pj Kepala
Desa Tamban, Ali, melalui pesan Whatsapp ( WA) menyampaikan, terkait kegiatan
bersih desa Tamban ia mengaku tidak tahu menahu , semuanya diserahkan ke
Panitia bersih desa.
Sekedar diketahui, desa
Tamban berdiri lebih dari 2 ribu rumah, seandainya kita hitung uang yang digali
dari warga per rumah rata-rata menyumbang uang sebesar 25 ribu rupiah kita
kalikan 2 ribu rumah maka akan terkumpul uang sebesar 50 juta , jadi untuk
kegiatan bersih desa yang dianggarkan uang sebesar 52 juta rupiah cukup dengan
sumbangan warga dan tidak perlu memakai uang kas desa, lalu untuk apa saja dana
kas desa Tamban ? (Sar)