BEKASI METRO- Ekowisata Mangrove Sungai Rindu yang terletak
di pertemuan Sungai Kaloran Kampung dan Sungai Gentong, Kampung Sembilangan
Desa Hurip Jaya Babalen semakin ramai dikunjungi warga pada saat liburan
panjang akhir tahun.
"Pengunjung biasanya datang dari Jembatan Cinta di
Paljaya Tarumajaya, berperahu melintasi pesisir dan konservasi mangrove lalu
mampir di Sungai Rindu untuk sekadar istirahat, membeli makanan dan minuman
atau ingin foto-foto di lokasi ini" kata Zaid Al Ahmad (24), salah satu
pengurus Sungai Rindu. Rabu (26/12).
"Sungai Rindu ini awalnya adalah gagasan pemuda-pemudi
yang tergabung dalam Ikatan Remaja Putra-Putri (IRTRA) Sembilangan dibantu
warga secara swadaya membuat saung-saung berteduh dan untuk warga berjualan
sekitar bulan Mei 2018. Namun, semakin hari semakin ramai pengunjung, makin
banyak konsumen dari kalangan wisatawan yang datang," kata Kang Mustana
(38), anggota BPD Hurip Jaya yang juga pengurus di Sungai Rindu.
Menurut Mustana yang akrab disapa Kang Mus, Sungai Rindu
sebagai objek wisata terdekat dari Jembatan Cinta ini mulai mendatangkan
wisatawan lokal berkat kerjasama dengan para pemilik perahu yang beroperasi di
Jembatan Cinta yang membutuhkan destinasi saat mereka membawa penumpang
berkeliling di kawasan konservasi mangrove pesisir Bekasi.
Potensi ekonomi dari kehadiran wisatawan ini disambut oleh
warga sekitar dengan membuka lapak dagangan kuliner maupun souvenir. Kang Mus
menjelaskan bahwa Sungai Rindu sudah menjadi alternatif pemasukan bagi warga
Kampung Sembilangan di saat penghasilan dari tambak sedang lesu seperti saat
ini di mana 1 kilo rumput laut Gracilaria kering dihargai Rp. 2.500.
Sebagai anggota BPD, dirinya juga mencoba menggagas
peraturan desa (Perdes) dengan dukungan penuh Karang Taruna Hurip Jaya agar
ekowisata Sungai Rindu memiliki sistem dan dasar legalitas yang pasti.
Dirinya juga menceritakan keinginannya untuk membentuk
kelompok sadar wisata (pokdarwis) untuk membesarkan ekowisata mangrove dan
sebagai wadah pendidikan kesadaran masyarakat atas pentingnya fungsi mangrove
bagi ekosistem pesisir khususnya bagi para petani rumput laut dan petambak.
Salah satu pengemudi perahu mengaku dapat menarik perahu
hingga 5 kali saat sedang hari libur, dengan tarif 10 ribu pulang pergi dari
Jembatan Cinta ke Sungai Rindu pulang pergi.
Begitu pun penjual di salah satu saung di Sungai Rindu
mengaku penghasilannya akan meningkat saat libur dan banyak wisatawan dari
Jembatan Cinta yang datang.
Perkembangan ekonomi di pelosok Kampung Sembilangan mulai
bergeliat dengan adanya destinasi ekowisata mangrove Sungai Rindu yang digagas
oleh IRTRA Sembilangan dan tekad anak-anak muda sembilangan yang bergotong
royong demi kemajuan ekonomi kampung mereka.(Hidayat/ncek).