BEKASI, METRO- Pemerintah
Kabupaten Bekasi menerima usulan pembangunan jalan lingkungan (Jaling) di tahun
ini sekitar seribu titik lokasi. Usulan tersebut diterima pemerintah daerah
melalui sistem secara daring (online).
Dari sekitar seribu
usulan jaling, hampir 400 titik lokasi di antaranya sudah disurvei. Total nilai
usulan jaling yang sudah dikroscek langsung ke lokasi sekitar Rp40 miliar.
“Itu masih sebatas
usulan yang sudah disurvei oleh konsultan. Dari 400 titik itu hampir 300 titik
dari tahun kemarin yang di aplikasinya hilang saat itu,” kata Kepala Dinas
Perumahan Pemukiman dan Pertanahan (Disperkimtan) Kabupaten Bekasi, Iwan
Ridwan, Selasa (8/1/2019).
Survei lokasi usulan
jaling, kata Iwan, perlu dilakukan. Karena terkadang ada jaling yang sudah
dibangun oleh pihak desa tetapi diusulkan kembali di Musrenbang Kabupaten
Bekasi.
“Kita sudah berkirim
surat ke desa. Intinya kalau sudah diusulkan lewat Musrenbang jangan lagi
bangun jaling pakai ADD dong,” katanya.
Masih Iwan,
kemungkinan realisasi pembangunan jaling akan berkurang jika dibandingkan
dengan usulan. Seperti pada 2018 lalu yang terjadi pengurangan nilai
pembangunan jaling sekitar Rp11 miliar.
“Karena kadang ada
juga usulan yang tidak sesuai volume dengan nilainya. Misalnya yang diusulkan
nilainya Rp200 juta, ternyata cuma beberapa meter saja yang diusulkan. Jadinya
kelebihan anggaran,” katanya.
“Kita melakukan survei
lokasi usulan jaling sekitar dua bulan. Jadi sekarang ini masih kita survei,”
tambahnya.
Disperkimtan Kabupaten
Bekasi mengalokasikan anggaran sekitar Rp200 miliar untuk pembangunan fisik.
Seperti jaling, MCK dan drainase.
“Itu sudah termasuk
(pembangunan) ke kawasan perumahan yang sudah diserahterimakan. Sekarang kan
ada Perda Nomor 9 Tahun 2017, jadi perumahan yang sudah ditinggal pengembang,
pemerintah melakukan perbaikan seperti jalannya,” ungkapnya.
Sedangkan pada 2018
kemarin, Disperkimtan mengalokasikan anggaran untuk pembangunan jaling sebesar
Rp174 miliar. Dari jumlah tersebut, hanya Rp162 miliar yang terserap.
“Jadi yang tidak
terserap sekitar hampir Rp12 miliar (tahun kemarin). Itu karena ada double.
Jadi jaling sudah dibangun tapi diusulkan kembali. Tumpang tindih jadinya,”
katanya. (ELY/Martin)
·