![]() |
Caption Fhoto : RSUD dr.Iskak Tulungagung , Rabu (6/2)/ Sar |
METRO, TULUNGAGUNG
- Dalam kurun waktu lima hari terakhir, pasien yang dirawat di RSUD dr Iskak
Tulungagung membludak. saat ini jumlahnya
435 pasien, 40 persen di antaranya merupakan penderita demam berdarah
dengue (DBD).
Meningkatnya
jumlah pasien itu memaksa Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.Iskak Tulungagung menambah
tempat tidur di beberapa ruang perawatan kelas 1,2 dan 3. Selain pasien DBD,
mayoritas pasien yang dirawat di rumah sakit ini menderita beberapa jenis
penyakit akibat musim penghujan.
Direktur RSUD dr.Iskak Tulungagung,Supriyanto
melalui Kabag Humas ,Muhammad Rifai
menjelaskan, tambahan tempat tidur bagi pasien rawat inap itu hanya bisa
menampung sebanyak 10 persen dari kapasitas ruangan. Sebab tidak semua ruang
perawatan bisa ditambah tempat tidurnya.
"Ruang
pavilium, ruang bersalin dan ruang khusus tidak bisa dilakukan penambahan
tempat tidur," ujarnya, Rabu (6/2/2019)
Meningkatnya
jumlah pasien rawat inap itu berimbas pada penumpukan di ruang Instalasi Gawat
Darurat (IGD). Sebab, setiap pasien yang masuk harus menjalani observasi
terlebih dahulu di ruang ini.
Mereka
tetap berada di ruang IGD hingga mendapatkan kamar. Sehingga, petugas rumah
sakit juga menambah tempat tidur di ruang IGD ini.
"Mereka
belum mendapatkan ruang perawatan sehingga menumpuk di ruang IGD," ungkap
Rifai
Meski
jumlah pasien meningkat, tapi pihak rumah sakit menegaskan pelayanan tidak akan
mengalami perubahan. Semua pasien akan tetap dilayani sesuai prosedur.
Yang
membedakan hanyalah para pasien akan mendapatkan tempat tidur yang kurang
nyaman, karena jarak antar pasien berdekatan.
"Kita
juga tidak akan menolak pasien, setiap pasien akan tetap kami layani,"
tegas Rifai
Rifai
mengimbau kepada masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan lain yang
berada di Tulungagung. Terdapat beberapa rumah sakit lain yang bisa menjadi alternatif
berobat selain RSUD dr.Iskak Tulungagung.
"Namun
kalau memang dirujuk ke RSUD dr.Iskak, kami akan tetap melayani," pungkas
Rifai (Sar)