TULUNGAGUNG, METRO- Tuberculosis
Foundation memberikan penghargaan kepada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD),dr
Iskak Tulungagung sebagai pelaksana pelayanan program Tuberculosis terbaik.
Rumah sakit ini memiliki layanan pengobatan Tuberculosis (TB) paripurna dengan
kelengkapan infrastruktur dokter dan peralatan.
Pemberian gelar terbaik dalam Champion TB Award KNVC 2019
ini diberikan kepada RSUD Dr. Iskak, Dinas Kesehatan, dan Ikatan Dokter
Indonesia (IDI) Kabupaten Tulungagung, pada 25 April 2019. Tulungagung dinilai
memiliki komitmen kuat dalam pelayanan pengobatan Tuberculosis sebagai role
models pelayanan di seluruh rumah sakit dan Dinas Kesehatan seluruh Jawa Timur.
Penerimaan anugerah Champion TB Award KNVC ini dihadiri
perwakilan stakeholder Tulungagung yakni Dr. Mastur (Dinas Kesehatan), Dr.
Kasil Rohmat MARS (IDI), Dr. Rendra Sp.MK (PKM Ngunut), dan Dr. Arfi serta
Endah dari Poli DOTS (Direct Obseved Treatment Shourt-Chemotherapy).
“Semoga
layanan ini bisa menekan penyebaran TB di Tulungagung dan Jawa Timur,” kata
Kasi Informasi dan Pemasaran RSUD Dr. Iskak Tulungagung, M Rifai.
KNCV (Koninklijke Nederlandse Centrale Vereniging) adalah
organisasi Nirlaba Internasional, secara khusus berfokus pada pengentasan
Tuberkulosis di seluruh dunia dengan memperkuat sistem kesehatan dalam
penanggulangan di tingkat global dan lokal. Di dalamnya bergabung para dokter,
peneliti, ahli pelatihan, perawat dan epidemiologis yang memiliki perhatian
pada pengendalian TB.
Organisasi ini berkantor pusat di Den Haag, Belanda dan
memiliki kantor tiga regional yang membawahi wilayah Belanda, Eropa, Asia
Tengah, dan Afrika. Serta 12 kantor perwakilan di Botswana, Republik Dominika,
Ethiopia, Indonesia, Kirgizstan, Namibia, Nigeria, Pakistan, Afrika Selatan,
Tajikistan, Uganda, dan Vietnam.
Pendirian organisasi ini bertujuan untuk menghentikan
penularan penyakit TB sebagai pembunuh nomor dua di dunia, serta memberantas
penyakit TB yang kebal obat.
Direktur RSUD Dr. Iskak Tulungagung, Dr. Supriyanto, Sp. B,
FINACS mengatakan rumah sakitnya telah menyediakan layanan pengobatan TB hingga
paripurna. Hingga kini tak banyak rumah sakit yang mampu melayani tindakan
pengobatan penderita TB yang resisten terhadap obat. “Hanya ada empat rumah
sakit di Jawa Timur yang memiliki kemampuan ini,” kata Supriyanto.(sar)