BEKASI, METRO- Beberapa bulan lalu, saat
berkunjung ke nelayan Muara Gembong, Presiden Jokowi Widodo, menyambangi SMP Negeri 1 Muara Gembong karena ada laporan dari masyarakat tentang kondisi
gedung sudah lama rusak.
Kunjungan Presiden tersebut tak membuat
pemerintah Kabupaten Bekasi berbenah dan justru banyak gedung sekolah yang rusak dan terus
bermunculan di Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat.
Bahkan miris, sekolah rusak ini terkesan dibiarkan dan
belum ada respon dari pihak terkait, khususnya dinas pendidikan Kabupaten
Bekasi sebagai penyelenggara maju mundurnya tiga pilar pendidikan yakni,
meningkatkan akses pendidikan, meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan, dan
meningkatkan daya saing serta akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan, sesuai
roh desentralisasi pemerintahan.
Kerusakan nampak terlihat pada
bagian-bagian penting sekolah dan biasa dijadikan lokasi belajar murid sangat memprihatinkan seperti, plafon sudah ambruk, kramik terkelupas, dan pintu
kamar mandi tidak ada karena rusak termakan usia.
Kerusakan itu nampak di SDN Samudrajaya 04 Kp. Tambun 3 bagian Ds.
Samudrajaya, Kec. Taruma Jaya Kab. Bekasi.
Di sekolah itu plafon sudah ambruk, kramik terkelupas, dan pintu kamar
mandi tidak ada karena rusak termakan usia
"Kondisinya memang sudah banyak yang rusak bangunan sekolah ini,"
kata salah satu orang tua warga yang
tidak mau disebut namnya di lokasi Sekolah SDN Samudrajaya 04, Selasa
(20/06/2019).
Dirinya Juga
meminta kepada Bupati Bekasi untuk melihat kondisi sekolah tersebut dimana
banyaknya ruang kelas
yang sudah bolong. “Kondisi ini
harus segera diperbaiki, khawatir serpihan atap bisa ambruk dan mengenai siswa
yang sedang belajar,” tuturnya
Warga tersebutpun
menyebutkan bahwa jumlah siswa/i yang belajar SDN Samudrajaya 04 jumlah keseluruhan kurang
lebih 250 orang dan kepala sekolah bernama Andi Siswanti, sedangkan
guru yang mengajar berjumlah sebelas orang, empat diantaranya ASN, sedangkan
yang tujuh masih honor.
Sementara Kepala sekolah, saat
mau di konfirmsi tidak ada di tempat, karena sudah selesai kegiatan belajar
mengajar, ujar salah seorang warga.
Pergantian Penjabat Disdik Diragukan
Pergantian pejabat Disdik Kab
Bekasi yang baru dan baru berlalu diragukan oleh Ketua Umum Pusat Lembaga
Sosial Masyarakat Peduli Anak Bangsa (PAB) Drs.Halder S.
Halder mengatakan, pergantian Kadisdik Kab Bekasi hanya ibarat ganti plat nomor
kendaraan, namun kondisi gedung sekolah tetap memprihatinkan dan sejumlah anak
didik sebagian belajar dilantai dan dugaan pungutan liar (pungli) di sekolah semakin
menjadi- jadi.
“Pasalnya kadisdik yang baru ini
pernah disebut dalam sidang Korupsi Suap
Perijinan Meikarta menerima upeti tentu ini menjadi salah satu keraguan dapat menjaga Marwah Pendidikan dalam memperbaiki sistem manajemen pendidikan di Kabupaten
Bekasi ,” tutur Halder (Acep/Karsim)