![]() |
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Hudaya |
METRO,
BEKASI – Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Bekasi melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
(Disdukcapil) memberikan kemudahan pelayanan administrasi kependudukan bagi
korban banjir. Kemudahan pelayanan
tersebut yakni dengan menerapkan sistem pelayanan ‘jemput bola’ menggunakan
mobil.
“Kami akan
melakukan pelayanan jemput bola upaya untuk membantu masyarakat untuk menganti dokumen yang menjadi korban banjir pada awal 2020
kemarin, terhitung mulai dari hari Senin (13/1)
hingga Jumat depan terus melakukan pelayanan jemput setiap Kecamatan,”
kata Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil,
Hudaya. Kepada awak media, Senin ( 13/1).
Dirinya meyebutkan
bahwa untuk dokumen kependudukan yang dilayani seperti akta kelahiran,
kematian, Kartu Keluarga (KK), dan juga Kartu Identitas Anak (KIA).
“Semua kita berikan kemudahan untuk korban banjir. Tidak
ada persyaratan, semua diberikan kemudahan, karena data base sudah ada semua,
tinggal nyebut nik dan alamat," tuturnya.
Kendati
demikian, mantan Kepala Satpol PP Kabupaten Bekasi ini menuturkan, korban
banjir yang mau mengurus pembuatan akte, ktp dan lainnya harus membawa surat
pengantar dari pengurus desa, bahwa dia memang menjadi korban banjir. Hal
tersebut dilakukan untuk mengantisipasi ada warga yang mengaku-ngaku menjadi
korban banjir.
"Saya
juga butuh pegangan, karena tidak semua menjadi korban banjir, takutnya ada
warga yang enggak kena banjir, terus ktpnya lagi di gadein dan lainnya, tapi
ngakunya korban banjir dan minta dibuatin KTP. Jadi saya minta surat penganter
dari desa," tandasnya.
Ia pun menjelaskan bahwa Disdukcapil mendapatkan distribusi
blangko sebanyak lima ribu dari Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri). Dari lima
ribu blangko yang diberikan , sebanyak tiga ribu distribusikan ke kecamatan,
karena tidak menutup kemungkinan ada masyarakat yang mengurus langsung ke
kantor kecamatan dan dua ribu untuk pelayanan korban banjir.
Untuk memastikan ketersediaan blanko dirinya juga menyebutkan
telah melakukan komunikasi dengan Dirjen di Kemendagri.
"Saya
komunikasi melalui WA dengan Pa Dirjen, mengingat blangko susah, jangan sampai
nanti saya memberikan pelayanan malahan jadi blunder. Makanya saya hubungi Pa
Dirjen untuk meminta blangko, alhamdulilah direspon. Minggu lalu kita dapet
blangko sekitar lima ribu," ucapanya. ( Advetorial/Ely)