KOTA BANDUNG, METRO -
Koordinator Bidang Logistik Gugus Tugas Covid-19 Kota Bandung, Elly Wasliah
memastikan stok pangan di Kota Bandung aman. Oleh karenanya, warga tak perlu
“panic buying” jelang pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) 22
April mendatang.
Elly mengatakan, saat ini pasokan bahan pokok ke Kota
Bandung masih terjaga dengan baik. Dengan ketersediaan barang yang terjamin,
harga bahan kebutuhan pangan juga tetap terkendali.
“Saya mengimbau warga Kota Bandung tidak panic buying karena
ada PSBB. Stok bahan pokok dalam kondisi aman tersedia dan harga relatif
stabil,” ucap Elly di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Jumat
(17/4/2020).
Elly juga kembali mengingatkan kepada masyarakat supaya
memanfaatkan kemudahan berbelanja melalui layanan dalam jaringan (daring) atau
online. Selain toko modern, kini pasar tradisional pun sudah menyediakan
pelayanan berbelanja daring melalui jalur telepon.
“Manfaatkan transaksi secara online baik belanja ke pasar
tradisional maupun ke toko modern. Semua sudah memiliki akses secara daring.
Jadilah konsumen cerdas dan belanja sesuai kebutuhan,” jelasnya,
Khusus komoditas gula pasir, Elly mengungkapkan, stoknya
sudah aman dan mencukupi untuk menghadapi Ramadan. Data terbaru dari Bulog
Divisi Regional Jawa Barat, stok gula sudah bertambah.
“Berdasarkan data yang kami terima dari Bulog, stok gula
putih sudah meningkat. Dua minggu yang lalu masih 250 ton, tapi Kamis kemarin
menerima data dari bulog sudah hampir 600 ton,” ujarnya.
Sekarang ini, kata Elly, tinggal fokus untuk menekan harga
jual agar perlahan semakin menurun. Oleh karenanya, ia kembali mengimbau kepada
masyarakat agar tidak melakukan panic buying agar tidak sampai berdampak pada
harga jual.
“Sekarang berarti ada peningkatan stok gula putih. Semoga
menjelang Ramadan harga gula putih stabil ke Rp12.500 lagi. Saat ini masih
Rp18.000 per kilogram,” jelas Elly yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas
Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung ini.
Kendati stok pangan aman, Elly menegaskan, pihaknya tetap memberlakukan
pembatasan pembelian untuk sejumlah kebutuhan pokok. Hal itu sebagai strategi
untuk menghindari adanya penimbunan oleh pihak tertentu.
“Beras maksimal 10 kilogram, minyak 4 liter, gula putih 2
kilogram, dan mie instan 2 dus,” katanya. (Supriyanto)