BANDUNG, METRO - Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat, Dedi
Supandi telah dilantik oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil pada 12 Juni 2020
lalu. Tentu hal ini menjadi napas segar bagi birokrasi di lingkungan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat. Apalagi, di masa pandemi Covid19 ini, dunia pendidikan
mengalami tantangan yang lebih berat.
Dari kondisi inilah, Pemprov Jawa Barat memerlukan
pemimpin-pemimpin birokrat yang memiliki daya juang tinggi, tak terkecuali Dedi
Supandi salah satu birokrat yang ditugasi untuk mengurus pendidikan di Jawa
Barat. Terkait itu, Organisasi akan berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan
jika digerakkan oleh pemimpin yang memiliki kecakapan manajerial, socio
kultural dan inovasi. Dalam hal ini, institusi Dinas Pendidikan Jawa Barat
sesungguhnya tengah diharapkan untuk menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi
oleh insan-insan pendidikan, baik persoalan guru, siswa, tenaga kependidikan,
dan sekolah itu sendiri.
Tak hanya itu, menjelang masuknya tahun ajaran baru
2020/2021, tantangan sudah di depan mata, yakni bagaimana sekolah dapat
menjalani kegiatan belajar-mengajar dengan efektif di masa pandemi Covid19.
Dengan hadirnya Kadisdik Jawa Barat Dedi Supandi, Muhammadiyah Jawa Barat
mendorong agar dirinya membuat terobosan-terobosan pendidikan yang dapat
diaplikasikan dengan baik oleh seluruh insan pendidikan di Jawa Barat.
“Dengan berbekal segudang pengalamannya menjadi pemimpin
birokrat di level akar rumput, baik di tingkat kecamatan hingga provinsi, hal
itu menjadi bekal besar bagi Dedi,” kata Ketua Majelis Pendidikan dasar dan
menengah Muhammadiyah Jawa Barat, Andri Yana kepada wartawan.
Menurutnya, untuk memahami permasalahan pendidikan yang
terjadi sebenarnya di lapangan, dari sinilah, Dedi Supandi pun dapat membuat
kebijakan-kebijakan inovatif yang dapat menyentuh langsung ke inti persoalan.
Oleh karena itu, Muhammadiyah Jawa Barat pun menilai, pengalaman
kepemimpinan sebelumnya menjadi Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,
Provinsi Jawa Barat, Dedi Supandi akan sangat lebih memahami kebutuhan
pendidikan bagi masyarakat.
“Dedi Supandi mampu mengelola teknis persoalan, khususnya
operasional sekolah di masa pandemi Covid19,” ucapnya.
Terkait adanya penolakan terhadap Dedi Supandi yang dilantik
menjadi Kadisdik Jabar oleh beberapa pihak, Muhammadiyah Jawa Barat memandang
hal itu menjadi dinamika yang biasa terjadi. Namun, jika penolakan itu dikarenakan
persoalan latar belakang pendidikan birokrat semata, tentu sudah tidak menjadi
relevan lagi.
“Bagaimana pun, tugas memimpin Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Barat, tidak cukup hanya dilihat dari latar belakang pendidikan, namun
menyeluruh baik dari segi manajerial, sosiokultur, dan inovasi,” ujar Andri.
Andri menungkap, pengelolaan dinas yang sangat krusial
terhadap pembangunan sumber daya manusia ini harus diampu oleh orang yang
memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat dan Inovasi. Dalam konteks ini, Dedi
Supandi yang akhirnya terpilih menjadi Kadisdik Jabar memiliki trek pengalaman
yang cukup luas dalam kepemimpinan.
Selain pernah memimpin DPD KNPI kota Bandung , birokrat muda
ini pun perlu diberikan kepercayaan dan kesempatan penuh untuk membuktikan
kemampuannya seperti halnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim,
sosok muda yang justru berlatar belakang pengusaha teknologi.
“Barulah, dalam kurun waktu tertentu, kinerja Kadisdik Jabar
yang baru ini dapat dinilai dan dievaluasi. Catatan penting yang tidak boleh
dilewat, intitusi yang berkutat dengan dunia pendidikan perlu mengevaluasi
dirinya terhadap apa yang sudah dilakukannya selama ini,” tukasnya.
Sebab, pendidikan bukan semata meningkatkan ilmu pengetahuan
seolah ilmu diatas segalanya. Padahal ada yang lebih utama dari ilmu yaitu
akhlaq, sumber daya manusia dengan kapasitas akhlaq. “Ilmu ini akan membawa
pada sebuah tatanan menuju Indonesia yang berkemajuan, khususnya akan membawa
masyarakat Jawa Barat juara lahir dan batin,” ungkap Andri.
Justru Perguruan tinggi kependidikan pun harus mempertanyakan
kembali seberapa jauh kualitas dari lulusannya. Yang tentu lulusan perguruan
tinggi kependidikan yang jumlahnya ratusan ribu itu, khususnya di Jawa Barat,
telah menyebar dan beraktifitas di lingkungan pendidikan.
“Muhammadiyah Jawa Barat berharap, Kadisdik Jabar, Dedi
Supandi mampu menjaga amanah yang diemban serta mampu mengantisipasi persoalan
pendidikan di Jawa Barat,” pungkasnya. (SUPRIYANTO)